Inilah Alasan Menggapa 109 Tenaga Medis di Ogan Ilir Mogok Kerja, dan Berujung Dipecat

Akhirnya, 109 pekerja dipecat di Ogan Ilir, di Sumatra selatan. Semuanya dimulai dengan pemogokan yang dilakukan oleh tenaga medis dari Rumah Sakit Ilir di Distrik Ogan. Pemecatan 109 anggota staf medis bahkan ditandatangani oleh Bupati Ogan Ilir.

Petugas kesehatan mogok kerja memprotes berbagai masalah. Dari ketersediaan alat pelindung diri (APD), insentif untuk upah. Administrasi Rumah Sakit dan Bupati Ogan Ilir juga membahas kebutuhan tenaga medis ini.

Mereka menyatakan bahwa permintaan yang dibuat oleh tenaga medis dianggap tidak masuk akal. Meskipun ratusan petugas kesehatan telah dipecat, mereka merasa bahwa mereka tidak mempengaruhi layanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Distrik Ogan Ilir. Acara Televisi

Sebagai gantinya, mereka juga akan mempekerjakan tenaga medis baru. Berikut ini adalah fakta terkait pemecatan 109 dokter di Rumah Sakit Distrik Ogan Ilir.

Sebelumnya, sebanyak 60 anggota status kehormatan staf medis Rumah Sakit Distrik Ogan Ilir memprotes dengan melakukan pemogokan.

Read More: Inilah Fenomena Matahari Saat Lockdown dan Siklus 11 Tahunan , Ahli Mengungkapkan

Beberapa alasan yang mereka indikasikan, antara lain terkait dengan ketersediaan alat pelindung diri (APD), adalah insentif minimal dan tidak jelas dari pemerintah kabupaten, tidak ada pusat penerimaan untuk tenaga medis yang merawat Pasien dan upah mahkota hanya Rp. 750.000 per bulan. Sejarah radio dan televisi

“Paramedis tidak mau melaksanakan perintah rumah sakit karena tidak ada surat tugas, selain itu tidak ada kejelasan tentang insentif bagi mereka. Mereka hanya menerima biaya bulanan sebesar Rp. 750 ribu, sementara mereka diminta untuk juga mengelola warga positif untuk Covid-19, “jelas seorang sumber di Kompas.com yang menolak disebutkan namanya.

DPRD turun tangan

Menanggapi protes staf medis, DPRD Ogan Ilir turun tangan.

Presiden Komisi IV DPRD, Ogan Ilir Rizal Mustopa, mengakui telah mengundang bupati untuk melakukan evaluasi manajemen RSUD.

Karena, ia mengevaluasi permintaan tenaga medis sehubungan dengan kebutuhan dasar dan keselamatan tenaga medis itu sendiri. Sebagai persyaratan DPI standar, tambahan intensif, perlindungan, dll.

“Pada dasarnya, mematuhi apa yang dibutuhkan paramedis seharusnya menjadi kewajiban pemerintah Kabupaten Ogan Ilir, ketika masalah ini diangkat, termasuk pertanyaan tentang insentif yang disajikan rumah sakit daerah Ogan Ilir jauh sebelum insiden ini , pertanyaannya adalah mengapa petugas kesehatan dapat menyerang? “Rizal

Karena itu, ia meminta Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir untuk segera mengevaluasi kinerja direktur dan administrasi rumah sakit. Peralatan dan perlengkapan rumah tangga

Bantahan RSUD

Direktur rumah sakit Ogan, Ilir Roretta, Arta Guna Riama, membantah tuduhan yang dibuat oleh petugas kesehatan yang mogok. Dia menyatakan bahwa permintaan untuk tenaga medis terkait dengan rumah perantara dan insentif tambahan untuk perawatan pasien mahkota telah disediakan.

Oleh karena itu, tuduhan yang dibuat dibuat hanya karena rasa takut yang sederhana. “Mereka lari ketakutan ketika melihat seorang pasien yang positif Covid-19,” kata Roretta

“Tidak ada dokter, mereka adalah tenaga medis seperti perawat dan pengemudi ambulans, mereka takut menangani pasien positif Covid-19, itu saja, bukan karena masalah lain,” tambah Roretta. Bupati memecat 109 anggota staf medis, setelah pemogokan, ada setidaknya 109 anggota staf medis yang dipecat dengan tidak hormat.

Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam mengatakan staf medis yang diberhentikan termasuk 14 spesialis medis, delapan dokter umum, 33 perawat pegawai negeri sipil (ASN) dan 11 anggota staf kehormatan dari Rumah Sakit Regional Ogan Ilir. Siaran Radio

“Ya, ditolak, saya menandatangani surat resolusi,” kata Ilyas ketika dikonfirmasi di kantor badan nasional Ogan Ilir Amil Zakat, Kamis (21/5/2020). Senada dengan direktur RSUD, Ilyas meyakini bahwa dugaan terkait tenaga medis tidak benar.

Karena EPP, rumah perantara, dan bahkan insentif tambahan dianggap sudah disediakan sebelumnya. “Sudah ada insentif, kami minta tempat berteduh, ada 34 kamar dengan kasur dan mereka semua menggunakan AC, katanya PPE minimal, ribuan PPE ada di rumah sakit daerah Ogan Ilir, silakan periksa,” katanya. Ilyas

Meskipun ratusan petugas kesehatan telah dipecat, dia mengatakan mereka tidak akan mempengaruhi layanan. Sebagai penggantinya, ia akan mencari tenaga medis baru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *